Makna Sujud dan Duduk di Antara Dua Sujud Dalam Shalat

Pada suatu kegiatan, umumnya mempunyai makna dalam kehidupan sehari hari kita. Tak ada satupun kegiatan yang kita lakukan yang tidak berarti. Sebagai contoh, kita makan untuk apa? Kita berolahraga untuk apa? Kita belajar untuk apa? Dan kita shalat untuk apa?

Namun disini saya akan membahas makna dari 2 bagian dari shalat yaitu SUJUD dan Duduk di antara dua sujud. Belum lama ini saya mendapatkan makna tentang dua hal tersebut. Maka tidak ada salahnya kan kalau kita berbagi pengetahuan?

Oke, kita mulai dari Sujud pertama. Sujud pertama mempunyai arti yaitu kita sujud di atas tanah yang memang merupakan asal mula kita. Kepala kita yang sangat kita hargai kita bahkan rela menyetarakannya dengan tanah yang di injak injak. Dan kesimpulannya ialah, Allah menciptakan manusia dari tanah dan tiada yang mustahil baginya.

Lalu, setelah kita sujud, maka kita akan bangkit lagi untuk duduk di antara dua sujud. Pada proses ini, kita akan membaca doa “Rabbigfirlii Warhamnii Wajburnii Warfa’nii Warzuqnii Wahdinii Wa’aafinii Waffu’annii”. Nah, pada proses ini, kita telah diciptakan dari tanah lalu kemudian kita hidup di dunia dan meminta kepada Allah suatu hal yakni ampunan, belas kasihan, derajat, rezeki, petunjuk, dan kesehatan. Doa ini sangatlah bagus menurut saya.

Setelah itu, kita akan melakukan sujud lagi sebagai tanda bahwa kita akan kembali lagi menjadi tanah dan tidak ada yang bisa mengelaknya karena Allah telah menentukan kapan ajal kita. Ingat, sujud juga mempunyai banyak manfaat yakni salah satunya mencegah perbuatan sombong. Karena di dalam sujud kita membaca doa “Subhaana Rabbial A’laa Wabihamdihii” yang artinya kita memuji Tuhan kita yang Maha Tinggi dan tiada yang setara denganNya.

Nah, mungkin sekarang kita telah mengerti bahwa kita tidak asal sujud dan duduk saja. Tapi itu semua mempunyai arti dan bermakna sekali dalam kehidupan kita kalau kita ingin berfikir. Dan mungkin sekian untuk kesempatan kali ini. Jika ada salah kata mohon dimaafkan. Dan semoga bermanfaat !

4 komentar:

  1. Rasakan Ka’bah adalah symbol atau isyarat jasad manusia. Sesuai dengan perintah Alloh kepada malaikat untuk sujud kepada Adam.Sujud artinya mencium(sayang dan cinta) bukan menyembah, makanya yang terdekat dengan ka’bah mereka thawaf sambil memberi sapaan memuliakan(memuliakan jasadnya sendiri bersama Alloh memuliakan manusia).dan yang paling dekat lagi mencium hajar aswat dan dinding ka’bah (tidak sujud), sedangkan yang jauh mencium tanah dengan menghadap ka’bah. Sujud wujud dari cinta dan sayang Alloh kepada manusia, makanya malaikat pasti bersama orang yang sholat.Yang tidak mau sujud berarti tidak mau Alloh mencintainya dan tidak mau malaikat semua mencium jasadnya sesuai perintah Alloh kepada malaikat dari saat Adam diciptakan. Jadi Alloh memang tidak pernah mendzalimi manusia tapi manusia sendiri yang dzalim pada dirinya sendiri dengan tidak mau sujud (Alloh ijinkan orang tidak mau sujud seperti Alloh ijinkan Iblis berbuat yang diinginkan).
    Kalau berhala pasti dijaga dan tidak boleh disentuh sembarang orang apalagi dicium yang bisa jadi menempelnya keringat bahkan darah.Disinilah bedanya islam dengan selain islam, manusia semua islam fitrahnya dari perintah sholat, tapi ucapan dan perilakunya yang membuat manusia disebut munafik.
    Perintah sholat sebenarnya setiap waktu wajib sholat tapi Rosul dan Alloh tahu ummat manusia tidak akan mampu karena sifat dunia, jadi dijadikan 5 waktu sesuai perubahan waktu.
    Jadi sudah jelas sholat jauh dari perkataan menyembah berhala.
    Manusia yang mau merasakan dan mengakui jasadnya adalah ka’bah itu sendiri, disekeliling dia jadi tanah haram juga yang Alloh lindungi. Seperti Alloh melindungi Ka’bah dan tanah haram.

    BalasHapus
  2. Dzat Allah menurunkan perintah Shalat sangat sangat special, bayangkan saja Al Qur'an sebagai wahyu saja diturunkan delivery by Malaikat Jibril yang kalo ngak salah diturunkan dalam kurun waktu 26 tahun.
    Tetapi kenapa kok perintah Shalat, Rasulullah dijemput, diundang langsung bertemu dengan Dzat Allah. Bukankah Dzat Allah bisa langsung mengutus Malaikat Jibril untuk mengajarkannya kepada Rasul. Nah disitulah saya mulai mencari dan merenungkan,,, pasti ada yang special dengan perintah Shalat untuk manusia yang mau menjalankannya. Karena menurut saya Dzat Allah ngak butuh semua itu,, kita yang butuh, dan kita diajarkan bagaimana caranya dekat dengan Dzat Allah, setelah Adzan dikumandangkan, seperti kita menjumpai langsung dan berbincang bincang langsung dengan bacaan Shalat yang diajarkan.

    BalasHapus